Kamis, 31 Januari 2008

Menanam Seribu Pohon di Sekolah

Walaupun tidak benar-benar menanam seribu pohon, tapi perasaan yang tercipta dan pengalaman untuk kebersamaan yang telah tertanam merupakan sesuatu yang berharga. Kegiatan yang dilakukan oleh SMAN 1 Pandaan dan dihadiri oleh Bapak Bupati Pasuruan ini berkesan praktis dan efisien meskipun kelas kami kebagian menggali lubang sebelum acara, tapi perasaan yang jengkel bisa berubah karena lubang-lubang tesebut memang benar-benar berguna bagi sang pohon yang senantiasa merindangi sekolah kita.

Jauh sebelum acara ini diadakan sekolahku sudah mengadakan kegiatan untuk menanam pohon. Hal ini hanya untuk kelasku (XII-1A-2) yang bernama Arachnida dan kelas-kelas lain yang lagi pelajaran olahraga pada hari rabu saat itu (maaf lupa tanggalnya), serta mendapatkan sumbangan dari kelas XII-Bahasa, walaupun cuma tanaman-tanaman biasa. Thanx ya!

Yang fun dari semua hal itu, yaitu rasa kerelaan (baca: ikhlas) kita semua (anak-anak Arachnida) dalam melakukan hal yang saya rasa amat mulia plus candanya anak-anak yang ga’ ada duanya. Hidup Arachnida !

Eh ! Sebelumnya sorry yo ga’ ada foto anak-anak lagi kerja bakti. Soale ga’ boleh bawa kamera saat pelajaran olahraga. Foto-foto yang ada pada artikel ini hanyalah keadaan yang ada di sekolahku.

Kembali ke acara menanam 1000 pohon. Acara yang tidak dimeriahkan oleh kelasku ini berlangsung sukses dan berhasil menyadarkan pelajar muda serta berhasil mengurangi kadar karbon dioksida walaupun cuma sedikit.

Pesan dari semua acara ini, yaitu :

“Perubahan terjadi karena kebijaksanaa kita. Saat kita memberikan yang positif terhadap lingkungan”

So do it, although just a little !

Read More...

Iklim Global

Secara langsung maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan bumi terkait dengan matahari. Panas dari matahari memproduksi perbedaan temperatur, yang mengarahkan pada perbedaan temperatur. Dan angin selalu bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.

Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global menggerakkan energi yang tersimpan tersebut, menyebabkan adanya iklim global, dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. La-nina, el-nino, merupakan salah satu fenomena musiman, yang selalu terjadi setiap tahun, seiring dengan perubahan bumi mengelilingi matahari. Demikian juga dengan interaksi harian antara udara tropis yang hangat-lembab dan udara dingin arktik yang menyebabkan adanya tornado di selatan dan barat-tengah amerika, dan kadang-kadang mengarah ke timur laut. Pergeseran kutub bumi dalam mengelilingi matahari juga merupakan penyebab terjadinya musim.

Studi mendalam juga dilakukan untuk menunjukkan adanya hubungan antara siklus matahari dengan tingkat terjadinya awan. Seperti juga yang telah dilakukan LAPAN, mengenai tingkat terjadinya awan dengan silus 11-tahunan matahari.

Studi mengenai perubahan kecerlangan matahari, memunculkan dugaan adanya kaitan dengan pemanasan global. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa pemanasan global lebih disebabkan karena peningkatan kadar karbon dioksida di bumi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa matahari-pun memberikan sumbangan pada pemanasan global. Ketika siklus matahari menuju maksimum, matahari menjadi lebih cerlang, terdapat banyak bukti yang mendukung hubungan antara kecerlangan dan tingkat ‘kehangatan’ global. Hubungan ini tidak hanya untuk siklus 11-tahun-an, tetap untuk periode yang lebih panjang dari aktivitas tinggi dan rendah matahari.

Studi cincin pohon dan es glasial masa lalu menjadi petunjuk temperatur global masa lalu, dan dicoba dicari kaitannya dengan siklus matahari dimasa lalu. Terutama, (kembali) pada jaman es kecil, menjadi petunjuk yang sangat berharga mengenai kaitan tersebut. Aktivitas matahari ternyata cukup tinggi sebelum abad ke-13. Meskipun masih menjadi perdebatan mengenai total keluaran matahari apakah cukup untuk mempengaruhi secara kuat iklim di bumi, tetapi tidak dapat disangkal hubungan tersebut memang ada.

Semburan angin matahari dalam bentuk radiasi, berarti juga adanya semburan proton. Ketika terjadi badai, proton membombardir atmosfer atas, memecah molekul gas seperti nitrogen dan uap air. Ketika terbebaskan, atom-atom tersebut bereaksi dengan molekul ozon dan memecah-nya menjadi unsur yang berbeda. Studi menggunakan satelit menunjukkan bahwa efek tersebut memang terjadi, meskipun kecil tetapi terukur. Dengan demikian, matahari memberikan pengaruh pada perubahan lubang ozon di atmosfer bumi.

Diambil dari LangitSelatan.com

Read More...

Now! The medium Steps to Save Our Earth and Our World (Bag 2)

At this moment I will use English for language. I use English for training and facing the world to us, especially for the blog’s reader.

After we know the small steps one from “Langkah yang Benar-Benar kecil Menyelamatkan Bumi”. I will describe about the medium steps. This is the easy steps too, you can do it. In this steps we just need intention and don’t run away !

Ok I am just have 10 steps for save our earth on medium steps. Read carefully and understand it ! I arrange from number 10 until number 1. Let’s !

10.

Plant native, drought-resistant trees and shrubs around your home and outdoor air conditioning unit.

9.

Use an electric or push mower instead of a gasoline-powered mower to cut your lawn.

8.

Replace your current home appliances (refrigerator, washing machine, dish washer) with high-efficiency models.

7.

Buy food and other products with reusable or recyclable packaging instead of those in non-recyclable packaging.

6.

Replace incandescent light bulbs with compact fluorescent bulbs.

5.

Install a solar heated system to provide your hot water.

4.

Recycle your home's waste newsprint, cardboard, glass and metal.

3.

Leave your car at home (walk, bike or take mass transit instead).

2.

Insulate your home, clean your air conditioning filters and install energy efficient showerheads.

And the number one thing you can do to prevent Global Warming is...

1.

Purchase a fuel-efficient car (rated at 32 mpg or more) to replace your most frequently used automobile.

Is it easy ? Of course ! Do it at home!



Other Article :

Langkah yang benar-benar Kecil (Bag 1)

Menuju langkah yang lebih besar (Bag 3)

Read More...

Langkah yang Benar-Benar kecil Menyelamatkan Bumi (Bag 1)

Manusia merupakan suatu sosok yang ruwet. Dikit-dikit ini, dikit-dikit itu. Makhluk yang sering berpindah-pindah pemikiran. Kalau pemikiran bagus ya tambah asyik tuh! Tapi kalau jelek ? Ga usah dipikir! Lihat aja diri kita! Manusia juga berpikir terlalu ruwet (baca: kepinginan), karena keruwetan itu malah menyeret manusia kedalam jurang keserakahan.

Kalau makhluk bumi lainnya sih simpel-simpel aja! Ga muluk-muluk. Makan ya makan. Tidur ya tidur. Malah karena makhluk itu, bumi jadi seimbang karena makhluk bumi (selain manusia) ini masuk dalam siklus keseimbangan. Makhluk bumi lain aja berusaha menyeimbangkan masa’ manusia malah menghancurkan ? Kita kan makhluk yang berakal.

Lakukanlah seperti makhluk bumi lainnya yang tidak merusak tapi mengembalikan kerusakan dan menyeimbangkannya. Sekarang kembalilah ke alam dan ciptakan suasana yang menyegarkan. Baiklah ini lah hal yang bisa kita lakukan untuk Bumi.

1. Biarkan rumput hidup

Tenang! Maksud dari poin pertama ini bukan untuk membuat halaman rumah kita jadi suram. Tapi untuk memberi tahu kita, kalau ga’ mau nanam pohon susah-susah, otomatis untuk mencegah Global Warming silahkan rumputnya ditanam. Jangan dicabut! Selain murah rumput pun tumbuhnya juga cepat.

Tapi kalau dipikir-pikir, Agar lebih indah halaman rumah kita, ya didesain sedemikian rupa sehingga kita nyaman ngeliatnya. Atau tanam aja tanaman yang bermanfaat, seperti tanaman cabe, mengkudu, apalagi pencet (baca:mangga).

2. Jangan petik daun walaupun sehelai

Wuih! Sampai segitunya? Ya ga’ segitunya, petik aja daun tersebut kalau memang berguna dan diperlukan. Kalau ga’ perlu, buat apa ? Kita hitung aja! Kalau kita sehari metik sehelai daun (Kita itu bukan cuma satu aja!) Kita kalikan aja dengan 1% jumlah penduduk di Indonesia (2.000.000) :

1 helai daun x 2.000.000 = 2.000.000 helai daun

Kalau 1 pohon terdiri dari 10.000 helai daun, maka 1% penduduk Indonesia dalam sehari telah menebang pohon secara semu sebanyak 200 pohon. Itu masih sehari! Mau dikalikan dalam setahun ?

3. Bacalah bukumu

Buku itu terdiri dari kumpulan kertas, sedangkan kertas dibuat dari kayu. Dan kayu berasal dari tumbuhan. Jadi jika banyak permintaan akan kertas, maka semakin banyak permintaan untuk menebang pohon. Tapi untuk hal ini jangan terlalu dipikir! Cuma satu aja solusinya, Belajarlah dari buku yang telah kita pegang sekarang ini. Karena memang buku itu diciptakan untuk mendapat ilmu bukan hanya untuk 1 orang, tapi untuk banyak orang. Jika kita ga’ baca buku tersebut berarti kita telah menyumbang terjadinya Global Warming secara Cuma-cuma. Kalau ga’ dibaca ya sumbangkan!

4. Hemat listrik

Karena untuk memproduksi listrik kita masih memakai bahan bakar yang berasal dari fosil, jadi dengan mengurangi konsumsi listrik kita berkontribusi juga dalam pengurangan potensi polusi akibat produksi listrik/energi tadi. Matikan speaker yang kamu nyalakan sekarang!

Lihat Loenpia

5. Gunakan barang yang permanen

Jalan paling hemat energi untuk menangani sampah padat, yaitu jangan menghasilkannya!!!Kita perlu menggunakan barang-barang yang lebih tahan lama. Daripada memperdebatkan kemaslahatan tas dan cangkir plastik atau kertas, yang bersift relatif, bawalah tas kainmu untuk berbelanja dan gunakan cangkir keramik.

Ide sederhana ini telah SUKSES di daerah Seattle, misalnya produksi sampah per orang merosot sekitar 65% antara 1983 dan 1993.

Untuk mengetahul lebih jauh tentang kresek silahkan link GengAntiKresek

6. Hemat air

Selain hemat listrik kita juga harus hemat air. Untuk membersihkan kembali air tersebut diperlukan mikroba dan oksigen. Lagi-lagi oksigen terlibat, kita jadi makin berebut oksigen nih! Oleh karena itu gunakan sehemat mungkin airnya. Cepat matikan kran kamar mandimu!

7. Napasnya dikit aja

Memang ini pantas kita lakukan, bahkan seharusnya kita ga’ usah napas. Kita ga’ pantas! Hal kecil aja ga’ dilakukan, merusak nambah! Buang sampah sembarangan, ga’ hemat air dan listrik, ga’ menggunakan alat dengan optimum dan satu lagi yang penting ga’ merawat lingkungan. Tapi bumi masih mencintai kita, kita diperbolehkan bernapas. Tapi sampai kapankah bumi akan bertahan demi cintanya kepada manusia ? Sampaikan kapankah Allah akan melindungi kita ?


Artikel yang berhubungan :

Now !The Medium Steps to Save Our Earth and Our World(Bag 2)

Menuju langkah yang lebih besar (Bag 3)

Read More...

Apakah Kita Akan Punah ?

Pasti ! Di hari dimana Allah telah memutuskan untuk menghancurkan Bumi. Tapi apakah kita dan generasi-generasi berikutnya akan punah karena kebodohan generasi kita ? Apakah kiamat akan terjadi lebih cepat atau generasi selanjutnya akan hidup dengan kepanasan menunggu kiamat ?

Benar-benar parah bila hal itu terjadi. Kawanan karbon dioksida akan menghancurkan Bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Bumi akan semakin panas dan panas sampai suhu 900 Farenheit, suhu yang sama yang dialami oleh planet Venus. Pemandangan akan seperti planet-planet lain minimal seperti planet Mars. Apakah benar kita akan membunuh generasi kita ?

Kita telah menanamkan modal yang sangat minus bagi Bumi dan generasi manusia nanti akan mengalami hal yang buruk karena generasi kita. Apakah kita siap dikatakan sebagai generasi yang terburuk ? Anak cucu kita akan mengatakan kita telah mengakibatkan semua ini !

Kita akan punah. Bersiaplah untuk menghadapinya ! Katakan pada anak cucu kita agar bertabah untuk menghadapi masa depan yang telah dirusak oleh diri kita.

Read More...

Bumi Tidak Akan Hancur karena Global Warming !

Bumi memang benar tidak akan hancur hanya karena Global Warming, cuma makhluk yang di dalamnya aja yang musnah. Jika Global Warming terjadi, paling parah bumi akan mengalami panas yang luar biasa, dan semua benda akan panas, baik dalam bentuk padatan, cairan maupun gas. Dan semua benda itu akan mengeluarkan uap yang berupa asap (baca: awan) yang mana kemudian turun hujan dan pada akhirnya pemulihan Bumi terjadi seperti penciptaan Bumi. Apakah manusia akan muncul kembali ?

Tak pasti ! Pertama-tama akan muncul makhluk bersel satu terlebih dahulu yang beda dengan sebelumnya kemudia makhluk laut dan akhirnya makhluk darat tercipta. Tak akan diketahui apakah manusia akan muncul kembali ? Jika tercipta kembali pasti dalam bentuk yang lebih buruk. Karena tersusun dari bahan-bahan buruk yang diciptakan oleh manusia pada generasi sekarang. Jadi kayak makhluk asing ?

Lantas Bumi hancur pada keadaan yang bagaimana ? Bumi akan mengalami kehancuran jika :

  1. Bumi, planet-planet, dan seluruh benda luar angkasa keluar dari orbit yang akhirnya terjadilah saling tarik-menarik akibat dari gaya gravitasi yang dimiliki setiap benda luar angkasa. Akhirnya tabrakan tak terhindari. Itulah Bumi akan hancur hanya tinggal bongkahan-bongkahan.
  2. Atau kemungkinan kedua, seluruh lelehan panas dari perut Bumi keluar dan akhirnya seluruh lelehan tersebut menutupi seluruh permukaan Bumi. Hanya tinggal menunggu waktu, jika Bumi sudah tidak kuat lagi untuk menahan, maka Bumi tiba-tiba meledak.

Read More...

Ketika Pohon Terakhir Tertebang


Kita sudah punya contoh Pulau Paskah. Pulau Paskah sangat lah kecil. Dari puncaknya kamu dapat melihat seluruh pulau. Orang yang akan menebang pohon terakhir di Pulau Paskah mestinya tahu pohon sudah habis. Namun ia masih melakukannya.

Bagaimana dengan pohon terakhir di Bumi ? Masih untung hutan di Pulau Paskah cuma sedemikian kecil persen bahkan mendekati 0% pada masa itu, pasokan hutan untuk memproduksi gas oksigen masih ditanggung oleh hutan bagian lain. Tapi jika Pohon terakhir di Bumi ditebang, maka tiadalah harapan untuk kehidupan manusia. Penghasil oksigen telah tiada, tinggallah kita bertahan dengan gas-gas karbon dioksida dan semacamnya. Bahkan sebelum tinggal 1 pohon semua manusia telah punah !

Segala gila kekuasaan dan ketamakan yang dilakukan oleh masyarakat Pulau Paskah akankah terulang kembali di masa umat manusia yang telah terguncang oleh kebutuhan saat ini ? Kebutuhan yang tiada hentinya tanpa kendali. Nafsu yang telah menggoncangkan iman dan kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggalnya.

Apapun jenis manusia, ras apapun dan bagian manapun membutuhkan lingkungan yang hijau. Kita membutuhkan pohon dan tanaman lainnya untuk hidup dan melanjutkan sampai generasi tak terhingga.

Kita semua adalah bagian dari biosfer di pulau kehidupan yang luar biasa ini. Setiap individu yang “berpikir global dan bertindak lokal” seperti heterotrof yang bertanggung jawab adalah bagian dari gerakan menuju kesinambungan. Bila kamu tidak suka lingkungan ini, silahkan mencari lingkunganmu sendiri di planet lain, bahkan galaksi lain.

Read More...

Tragedi Pulau Paskah

Pulau Paskah adalah setitik kecil noktah pada peta. Terletak di Samudra Pasifik Selatan. Disebut sebagai Rapa Nui oleh orang Polinesia.

Tindakan masyarakat Pulau Paskah merupakan suatu contoh tindakan manusia yang patut diperhatikan agar contoh yang benar-benar salah ini bisa memberikan pelajaran dimanapun manusia berada. Okay saya ceritain dulu.

Sebuah pulau terpencil di kawasan Pasifik selatan merupakan rumah bagi patung-patung batu raksasa, kehadiran mereka menakjubkan para ilmuwan, arkeolog dan turis. Penduduknya disebut orang sebagai “Rapanui” dan pulaunya disebut “Rapa Nui” atau Rapa Besar, juga dikenal sebagai “Pulau Paskah”. Terletak 2,300 mil disebelah barat Amerika Selatan dan 2,500 mil disebelah timur Tahiti. Pulau Paskah termasuk salah satu tempat yang paling terisolasi dan misterius di Bumi ini.

Suatu ketika Laksamana Jacob Roggeveen (1659 – 1729) dari Belanda pada April 1722 datang pada minggu Paskah di suatu pulau. Pulau itulah yang dinamakan Pulau Paskah yang diambil dari nama perayaan pada tanggal penemuan pulau itu. Menurut Roggeveen sekitar 3000 penghuni pulau itu bertahan hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Daratannya sangat tandus, kering, dan nyaris tak ditumbuhi pohon kayu yang besar. Kecuali semak belukar dan pohon-pohon kecil. Satu-satunya sumber air tawar adalah danau-danau tohor di kawah.

Tetapi di tengah hal-hal yang mengenaskan itu ada beberapa kejutan. Khususnya dari sekitar 800 patung raksasa setinggi 8 meter lebih yang bertebaran di pulau, berjajar rapat memunggungi laut dan ada yang menghadap laut.

Patung-patung tersebut dinamakan Moai, yang berarti “rupa”, berdiri tegak diatas podium batu besar yang dinamakan “Ahu”. Mahkota dikepala patung tersebut adalah bulat berjambul yang terbuat dari batu merah.

Patung Moai itu dipahat dari batu yang berasal dari Rano Raraku, gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi di pulau tersebut. Lalu bagaimana batu-batu raksasa seberat 14 sampai 80 ton ini dipindahkan dari gunung ke beberapa tempat “Ahu” yang tersebar di pulau tersebut ? Menurut dongeng penduduk setempat, nenek moyang mereka menggunakan “Mana” atau kekuatan supernatural untuk memerintahkan para “Maoi” itu berjalan sendiri ke atas podium batu. Ada beberapa teori lainnya yang berusaha memecahkan misteri artifak ini. Beberapa diantaranya percaya bahwa pulau ini adalah ujung dari daratan yang ada pada peradaban prasejarah, sedangkan yang lainnya berspekulasi adanya keterlibatan kehidupan luar planet.

Untuk mengetahui teori yang benar dan mana yang dapat masuk diakal mari kita kembali ke masa yang lebih lampau, sekitar 400 Masehi, dimana Pulau Paskah penuh dengan tanaman-tanaman dan pohon-pohon palem, seperti hutan. Di masa ini penduduk pertama yang menghuni pulau ini adalah suku Polinesia. Hidup mereka berkelimpahan, mereka semakin menambah penduduk pulau. Dan satu hal kesalahan besar yang dilakukan oleh suku Polinesia, mereka memahat monumen batu, terutama arca (Moai (Patung raksasa)).

Moai-Moai tersebut dipindahkan dan ditegakkan dengan bantuan kayu gelondong dan tali. Percobaan yang dilakukan membuktikan bahwa apabila satu arca diikat erat dengan posisi tegak di atas gelondongan kayu yang dibentuk serupa kereta luncur lalu dinaikkan ke atas rel berupa deretan kayu gelondongan dengan dua lusin orang saja Moai itu dapat dipindah dengan mudah (Oleh geolog Amerika, Charles Love). Maka mereka menebang banyak pohon hanya untuk memindahkan Moai-Moai tersebut.

Dan menjelang 1400 Masehi, pohon sudah jarang di Pulau Paskah. Ketika sebatang pohon ditebang dan akarnya mati, humus kehilangan penahan. Lapisan tanah setebal 1-1,5 meter akhirnya bakal terkikis dan tidak ada jalan pintas untuk memulihkannya.

Persaingan memperebutkan sumber daya terus-menerus memicu perang antara penduduk bertelinga panjang dan bertelinga pendek. Perjanjian Rongorongo yang dibuat penduduk pulau yang kemungkinan artinya damai-damai berisi perjanjian damai pun percuma. Sialnya, gengsi puak diumbar dengan mendirikan Moai. Akhirnya pohon terakhir ditebang dan penyesalan terjadi diakhir.

Penurunan yang mendadak pada jumlah tulang ikan dan burung ketika para penduduk kehilangan akal untuk membangun kapal nelayan dan burung-burung kehilangan tempat sarang. Ayam dan tikus menjadi sarapan utama para manusia. Kanibalisme pun berlangsung. Kurva-J pun terjadi. Pulau Paskah yang mampu menampung sekitar 10.000-15.000 individu menjadi 2.000-3.000 individu.

Ketika kita mengamati, mendengarkan dan merasakan. Akan ditemukan persamaan yang sangat-sangat mirip dengan yang terjadi pada planet Bumi saat ini. Hanya saja Pulau Paskah dalam ruang dan waktu yang kecil, sedangkan planet Bumi adalah ruang dan waktu yang lebih besar, yang sepengetahuan saya satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh manusia.

Dalami hal ini di :

Wikipedia

EraBaru

HarianGlobal


Read More...

Mengubah Bumi

Pada dasarnya, perubahan global akan datang dari 5 milyar lebih individu yang tinggal di planet ini. Menggunakan lebih sedikit kertas, logam, dan plastik... menumbuhkan dan membeli makanan bebas pestisida... menanam pepohonan... melindungi sumber air... menggunakan barang-barang yang lebih awet... mendaur-ulang dan membeli produk-produk daur ulang... mempunyai anak lebih sedikit... dan mendorong para pemimpin kita membuat kebijakan-kebijakan yang lebih berkesinambungan : semua ini adalah unsur-unsur perubahan global. (Larry Gonick & Alice Outwater dalam buku Kartun Lingkungan)

5 milyar individu berarti sekitar 5/6 penduduk dunia. Jika semua negara melakukan hal ini, maka Indonesia mempunyai beban sekitar

5/6*200.000.000 = 166.666.667 (dibulatkan) individu

Apakah masyarakat Indonesia akan sadar ?

Read More...

Berjalan dengan Kompas

Dalam blog ini akan dibahas berbagai keadaan dunia yang bertema Global Warming. Sebenarnya penulisan ini didasarkan atas lomba yang diadakan oleh WWF dan Digital Studio, tapi saya sebagai manusia yang diciptakan dari zat-zat bumi, yakni dari tanah dan terdiri lebih dari 60% air sadar akan bahaya dari Global Warming. Maka semua isi dalam blog ini “Untukmu Bumi”.

Kita seharusnya mempunyai arahan yang benar dalam menciptakan kemajuan. Dibutuhkan suatu kompas dalam hal ini. Tahu sendiri kan gunanya kompas! Begitu juga jika kita di tengah hutan dengan membawa segudang emas. Emas tersebut tak akan pernah menunjukkan arah. Emas itu takkan berharga. “Ga’ ngefek”.

Bagaimanapun suatu tingkah laku yang akan dilakukan oleh manusia harus mempunyai kendali. Entah untuk manusia sendiri ato Bumi. Entah itu untuk menyelamatkan Bumi ato hanya sekedar untuk melindungi semut. Itu perlu diperhatikan! Ketika manusia serakah, manusia tidak bisa melihat dengan jelas arah yang benar. Langsung nyelonong wae, ga mikir kanan kiri atas bawah. Yang penting maju. Baik maju-majuan maupun maju dengan arah. Pengendalian inilah yang akan menyelamatkan, baik untuk menyelamatkan manusia, Bumi maupun semut.

Tapi jika kendali tersebut tidak dimengerti oleh manusia (alias ga sadar-sadar atas lingkungane) otomatis orang tersebut akan melanggar juga, jadi percumalah! Lebih baik hancurkan bumi langsung aja!

Semua yang dilakukan manusia pasti berakibat pada bumi baik itu akibat yang plus maupun yang minus.

Manusia diciptakan untuk bertakwa kepada Allah SWT dan sebagai Khalifah di Bumi. Allah telah mempercayakan bumi ini untuk dipimpin oleh manusia. Karena itu, gimana caranya agar manusia bener-bener mikir agar mengakibatkan nilai plus terhadap Bumi dan meminimkan nilai yang minus. Oleh karena itu belajarlah demi arah yang benar dan ciptakanlah teknologi yang ramah lingkungan. Bumi tergantung pada tangan kita.


Read More...

Jumat, 25 Januari 2008

Greenland Meleleh


 Credit: NASA/Robert Simmon and Marit Jentoft-Nilsen. Foto satelit yang menunjukkan jumlah hari terjadinya proses pelelehan di tahun 2006. Warna biru gelap menunjukkan area yang memiliki hari pelelehan terbesar.



Tahun 2006, Greenland mengalami hari-hari mencairnya salju pada ketinggian yang lebih tinggi dibanding ketinggian rata-rata selama 18 tahun. Hasil pengamatan harian menunjukkan mencairnya salju di lapisan es Greenland mengalami peningkatan setiap harinya.

Monitoring terhadap pelelehan saju di lapisan es Greenland secara harian dilakukan dengan Special Sensor Microwave Imaging radiometer (SSM/I) yang berada di pesawat ruang angkasa Defense Meteorological Satellite Program. Sensor akan mengukur sinyal elektromagnetik yang dipancarkan lapisan es dan mendeteksi lelehan salju yang terjadi lebih dari 10 hari lebih lama dari rata-rata yang terjadi pada area tertentu di Greenland.

Dengan adanya hasil pengamatan satelit secara periodik memberikan data dan informasi yang akan membantu para peneliti untuk mengetahui kecepatan alir glacier, banyaknya air dari salju yang mencair dan bergabung dengan lautan disekitarnya, juga untuk mengetahui seberapa banyak radiasi Matahari yang akan dipantulkan kembali ke atmosfer.

Jumlah hari dimana terjadi pelelehan di tahun 2006 berada di atas rata-rata proses pelelehan di tahun 1988-2005. Area merah gelap mingindikasikan anomali jumlah hari yang berada di atas rata-rata.  Credit: NASA/Robert Simmon and Marit Jentoft-Nilsen







Salju kering dan basah memang terlihat sama jika dilihat untuk pertama kalinya. Tapi salju yang basah dan salju yang mengalami pembekuan kembali, memiliki tingkat penyerapan radiasi sinar Matahari yang lebih tinggi, dan hanya memantulkan 50-60 persen ke atmosfer. Sedangkan salju kering, memantulkan kembali 85 % radiasi Matahari. Dengan kata lain, salju yang meleleh akan menyerap 3-4 kali energi yang sama dibanding salju kering. Ini tentu akan memberi pengaruh yang besar pada persediaan energi di Bumi.

Mencairnya salju di Greenland memberi pengaruh yang sangat besar terhadap luas lapisan es yang terus berkurang dan terhadap tinggi dan dalam lautan diseluruh dunia. Sebagian air yang dihasilkan dari salju yang mencair juga akan mengalir kedalam glacier melalui patahan-patahan dan alur lubang vertikal (moulin), kemudian mencapai lapisan batuan dibawahnya dan melubrikasi (meminyaki, mencairkan) lapisan es diatasnya.

Pengamatan dan studi yang dilakukan sebelumnya oleh Jay Zwally dan Waleed Abdalati dari NASA Goddard menunjukkan, air yang mencair pada musim panas pada dasar lapisan es bisa meningkatkan gerak es dan menyebabkan terjadinya peningkatan level lautan (tinggi dan dalamnya) dengan sangat cepat. Fenomena ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

 Gambar skematik permukaan glacial yang mengilustrasikan bagaimana moulins mentransport air ke dasar glacier. credit : NASA.






sumber : NASA

Diambil dari LangitSelatan.com


Read More...