Kamis, 31 Januari 2008

Langkah yang Benar-Benar kecil Menyelamatkan Bumi (Bag 1)

Manusia merupakan suatu sosok yang ruwet. Dikit-dikit ini, dikit-dikit itu. Makhluk yang sering berpindah-pindah pemikiran. Kalau pemikiran bagus ya tambah asyik tuh! Tapi kalau jelek ? Ga usah dipikir! Lihat aja diri kita! Manusia juga berpikir terlalu ruwet (baca: kepinginan), karena keruwetan itu malah menyeret manusia kedalam jurang keserakahan.

Kalau makhluk bumi lainnya sih simpel-simpel aja! Ga muluk-muluk. Makan ya makan. Tidur ya tidur. Malah karena makhluk itu, bumi jadi seimbang karena makhluk bumi (selain manusia) ini masuk dalam siklus keseimbangan. Makhluk bumi lain aja berusaha menyeimbangkan masa’ manusia malah menghancurkan ? Kita kan makhluk yang berakal.

Lakukanlah seperti makhluk bumi lainnya yang tidak merusak tapi mengembalikan kerusakan dan menyeimbangkannya. Sekarang kembalilah ke alam dan ciptakan suasana yang menyegarkan. Baiklah ini lah hal yang bisa kita lakukan untuk Bumi.

1. Biarkan rumput hidup

Tenang! Maksud dari poin pertama ini bukan untuk membuat halaman rumah kita jadi suram. Tapi untuk memberi tahu kita, kalau ga’ mau nanam pohon susah-susah, otomatis untuk mencegah Global Warming silahkan rumputnya ditanam. Jangan dicabut! Selain murah rumput pun tumbuhnya juga cepat.

Tapi kalau dipikir-pikir, Agar lebih indah halaman rumah kita, ya didesain sedemikian rupa sehingga kita nyaman ngeliatnya. Atau tanam aja tanaman yang bermanfaat, seperti tanaman cabe, mengkudu, apalagi pencet (baca:mangga).

2. Jangan petik daun walaupun sehelai

Wuih! Sampai segitunya? Ya ga’ segitunya, petik aja daun tersebut kalau memang berguna dan diperlukan. Kalau ga’ perlu, buat apa ? Kita hitung aja! Kalau kita sehari metik sehelai daun (Kita itu bukan cuma satu aja!) Kita kalikan aja dengan 1% jumlah penduduk di Indonesia (2.000.000) :

1 helai daun x 2.000.000 = 2.000.000 helai daun

Kalau 1 pohon terdiri dari 10.000 helai daun, maka 1% penduduk Indonesia dalam sehari telah menebang pohon secara semu sebanyak 200 pohon. Itu masih sehari! Mau dikalikan dalam setahun ?

3. Bacalah bukumu

Buku itu terdiri dari kumpulan kertas, sedangkan kertas dibuat dari kayu. Dan kayu berasal dari tumbuhan. Jadi jika banyak permintaan akan kertas, maka semakin banyak permintaan untuk menebang pohon. Tapi untuk hal ini jangan terlalu dipikir! Cuma satu aja solusinya, Belajarlah dari buku yang telah kita pegang sekarang ini. Karena memang buku itu diciptakan untuk mendapat ilmu bukan hanya untuk 1 orang, tapi untuk banyak orang. Jika kita ga’ baca buku tersebut berarti kita telah menyumbang terjadinya Global Warming secara Cuma-cuma. Kalau ga’ dibaca ya sumbangkan!

4. Hemat listrik

Karena untuk memproduksi listrik kita masih memakai bahan bakar yang berasal dari fosil, jadi dengan mengurangi konsumsi listrik kita berkontribusi juga dalam pengurangan potensi polusi akibat produksi listrik/energi tadi. Matikan speaker yang kamu nyalakan sekarang!

Lihat Loenpia

5. Gunakan barang yang permanen

Jalan paling hemat energi untuk menangani sampah padat, yaitu jangan menghasilkannya!!!Kita perlu menggunakan barang-barang yang lebih tahan lama. Daripada memperdebatkan kemaslahatan tas dan cangkir plastik atau kertas, yang bersift relatif, bawalah tas kainmu untuk berbelanja dan gunakan cangkir keramik.

Ide sederhana ini telah SUKSES di daerah Seattle, misalnya produksi sampah per orang merosot sekitar 65% antara 1983 dan 1993.

Untuk mengetahul lebih jauh tentang kresek silahkan link GengAntiKresek

6. Hemat air

Selain hemat listrik kita juga harus hemat air. Untuk membersihkan kembali air tersebut diperlukan mikroba dan oksigen. Lagi-lagi oksigen terlibat, kita jadi makin berebut oksigen nih! Oleh karena itu gunakan sehemat mungkin airnya. Cepat matikan kran kamar mandimu!

7. Napasnya dikit aja

Memang ini pantas kita lakukan, bahkan seharusnya kita ga’ usah napas. Kita ga’ pantas! Hal kecil aja ga’ dilakukan, merusak nambah! Buang sampah sembarangan, ga’ hemat air dan listrik, ga’ menggunakan alat dengan optimum dan satu lagi yang penting ga’ merawat lingkungan. Tapi bumi masih mencintai kita, kita diperbolehkan bernapas. Tapi sampai kapankah bumi akan bertahan demi cintanya kepada manusia ? Sampaikan kapankah Allah akan melindungi kita ?


Artikel yang berhubungan :

Now !The Medium Steps to Save Our Earth and Our World(Bag 2)

Menuju langkah yang lebih besar (Bag 3)

Tidak ada komentar: